Salah satu bagian tulang yang memegang peranan vital adalah tulang belakang. Sama seperti anggota tubuh manusia lainnya, tulang juga bisa terkena penyakit. Dan penyakit tulang belakang yang cukup terkenal adalah skoliosis.
Skoliosis adalah gangguan tulang belakang yang kemudian membuatnya melengkung ke samping. Kebanyakan kasus skoliosis menimpa anak-anak. Namun jika tidak ditangangi secara seksama, maka skoliosis bisa membahayakan tubuh.
Menurut penelitian, kasus skoliosis kebanyakan terjadi karena faktor genetika. Selain itu kerusakan bagian tulang belakang juga bisa menyebabkan skoliosis degeneratif. Skoliosis sendiri bisa didiagnosa melalui pemeriksaan fisik pada bahu, tulang belakang, tulang rusuk, dan pinggul yang diawali dengan gejala seperti salah satu bagian pinggul dan tulang belikat nampak lebih menonjol, serta salah satu bahu yang lebih tinggi.
Skoliosis juga bisa membuat penderitanya mengalami nyeri yang menjalar dari tulang belakang ke kaki, nyeri punggung, nyeri pinggul, dan kesakitan ketika mencoba berjalan atau bediri. Dan yang lebih membahayakan adalah skoliosis bisa memengaruhi sistem saraf ketika salah satu ujung saraf tertekan tulang belakang yang melengkung. Akibatnya kaki jadi kebas hingga gangguan buang air kecil.
Pengobatan skoliosis
Penyakit skoliosis sebenarnya bisa diobati berdasarkan tingkat keparahan, pola lengkungan tulang, hingga usia dan jenis kelamin penderita.
Pengobatan awal yang bisa dilakukan adalah dengan observasi X-ray yang dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk memantau perkembangan lengkungan tulang. Observasi ini bisanya dilakukan ketika penderita masih anak-anak dan tingkat keparahan yang masih rendah.
Selanjutnya, penderita akan diberikan obat anti inflamasi untuk mengurangi nyeri yang terjadi.
Tindakan berikutnya adalah dengan pemasangan penyangga atau pen di tulang belakang. Pemasanyan pen ini bertujuan untuk menghentikan lengkungan tulang yang semakin bertambah parah. Tentunya, pemasangan pen harus dilakukan oleh ahli kesehatan agar tidak menimbulkan bahaya kesehatan seperti kasus Alya, penderita skoliosis yang pen penyangga tulang belakangnya menonjol hingga tembus di leher.
Bantu Alya Berdiri Tegak Kembali
Alya Safitri, merupakan penderita skoliosis yang menjalani operasi pemasangan pen di akhir tahun 2013. Namun sekitar 8 bulan setelah operasi, dia mendapati bahwa pen yang dipasang menonjol hingga keluar di bagian leher. Kondisi ini memaksanya untuk melakukan operasi kedua guna memotong ujung pen yang keluar.
Selang berjalan 3 tahun atau tepatnya di awal bulan Februari 2017, Alya merasakan sakit kembali di bagian tulang belakangnya. Hasil dari pemeriksaan rontgen lumbalsacral menemukan bahwa kondisi pen Alya mengkhawatirkan sehingga diperlukan tindakan untuk operasi koreksi pen dan penambahan jumlah pen secepat mungkin. Sayangnya, kendala biaya membuat Alya dan keluarganya tidak bisa melakukan operasi tersebut.
Dr. Rahyus Salim Sp.OT(K), selaku dokter spesialis tulang yang menangani Alya mengatakan bahwa kondisi Alya sangat rawan akan terjadinya infeksi karena tonjolan pen yang keluar dari tubuhnya. Sehingga beliau pun menyarankan agar segera dilakukan tindakan operasi yang diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 140.000.000.
0 Response to "Pengobatan Penyakit Tulang Belakang"
Posting Komentar